INTISARI KITAB TA’LIMUL MUTA’ALIM THARIQATTA’ALLUM
OLEH : SUGANDA INDRAWIJAYA, S.Pd.I
بِسْمِ اللهِ
الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut
asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala puji
bagi Allah yang telah mengangkat harkat derajat manusia yang berilmu ilmu dan beriman
melebihi derajat manusia biasa. Salawat dan Salam semoga terlimpah atas Nabi
Muhammad, pemimpin seluruh umat manusia, Maha guru yang mencetak manusia biasa
menjadi luar biasa, dan semoga pula tercurah atas keluarga dan para sahabatnya
yang menjadi sumber ilmu dan hikmah.
Salah satu
tujuan Allah menciptakan manusia adalah menjadi kholifah fil ardh ( wakil Tuhan
di muka Bumi).Sebagai wakil Tuhan maka wajib bagi kita untuk menampilkan sifat
robbaniy agar bumi yang disediakan oleh Yang Maha Rahman dan Rahim menjadi
makmur sehingga membawa kesejateraan bagi seluruh umat dan mahluk lainnya (
rahmatan lil a’lamin).
Tugas yang
sangat berat yang diemban oleh mahluk yang bernama manusia.Dan Allah Maha Mengetahui
akan hal itu, karenanya Allah memberikan perangkat kepada manusia agar daapat
menjalankan amanah-Nya berupa akal, qolbu, dan jasad yang sempurna.Dengan
potensi-potensi tersebut diharapkan manusia memiliki pengetahuan.
Tanpa
pengetahuan manusia tidak akan dapat menjalankan tugasnya sebagai
kholifah.Untuk memperoleh pengetahuan manusia perlu beljar untuk mendapatkan
ilmu.Itulah sebabnya mengapa ayat yang diturunkan pertama kali di Gua Hiro
adalah Surah Al A’laq ( iqro ) yang artinya bacalah atau belajarlah.Dengan belajar
kita akan memperoleh ilmu.Dengan ilmu inilah kita dapat menjalani kehidupan
yang bahagia di dunia dan di akhirat.Hadits Nabi SAW yang artinya: Barang siapa
yang menghendaki kehidupan dunia maka harus dengan ilmu, barang siap yang
menghendaki kehidupan akhirat maka harus dengan ilmu, dan barang siapa yang
menghendaki kehidupan keduanya, maka harus dengan ilmu.Begitu penting kedudukan
ilmu dalam Islam.Maka menuntut ilmu bagi umat Islam adalah wajib sebagaimana
dikatakan dalam sebuah hadits yang artinya
: Menuntut ilmu wajib atas tiap muslim (baik muslimin maupun muslimah).
(HR. Ibnu Majah).
Dalam hal menuntut ilmu banyak ulama menjelaskan bagaimana
keutamaan menuntut ilmu dan bagaimana agar sukses dalam menuntut ilmu yang
ditulis dalam berbagai kitab.Salah satu kitab yang fenomenal adalah kitab “Ta’limul
Muta’alim Thariqatta’allum” karya Syaikh
Burhanuddin Az zanurji.Berikut ringkasannya :
1.
Kewajiban Menuntut Ilmu dan Keutamaan Ilmu
Sebagaimana
dikataakan di atas bahwa menuntut ilmu adalah wajib.Terlebih ilmu agama. Sehingga ada yang berkata,“Ilmu
yang paling utama ialah ilmu Hal. Dan perbuatan yang paling mulia adalah
menjaga perilaku.” Yang dimaksud ilmu hal ialah ilmu agama islam, shalat
misalnya. Oleh karena setiap orang islam wajib mengerjakan shalat, maka mereka
wajib mengetahui rukun-rukun dan sarat-sarat sahnya shalat, supaya dapat
melaksanakan shalat dengan sempurna.
Tidak seorang pun yang meragukan akan pentingnya ilmu
pengetahuan. Allah Ta’ala mengangkat derajat Nabi Adam as. Diatas para
malaikat. Oleh karena itu, malaikat di perintah oleh Allah agar sujud kepada
Nabi Adam as. Ilmu itu sangat penting karena itu sebagai perantara (sarana)
untuk bertaqwa. Dengan taqwa inilah manusia menerima kedudukan terhormat disisi
Allah, dan keuntungan yang abadi. Sebagaimana dikatakan Muhammad bin Al-Hasan
bin Abdullah dalam syairnya : “Belajarlah! Sebab ilmu adalah penghias bagi
pemiliknya. dia perlebihan, dan pertanda segala pujian, Jadikan hari-harimu
untuk menambah ilmu. Dan berenanglah di lautan ilmu yang berguna.”
Belajarlah ilmu agama, karena ia adalah ilmu yang paling unggul.
Ilmu yang dapat membimbing menuju kebaikan dan taqwa, ilmu paling lurus untuk
di pelajarai. Dialah ilmu yang menunjukkan kepada jalan yang lurus, yakni jalan
petunjuk. Tuhan yang dapat menyelamatkan manusia dari segala keresahan. Oleh
karena itu orang yang ahli ilmu agama dan bersifat wara’ lebih berat bagi setan
daripada menggoda seribu ahli ibadah tapi bodoh.
2. Niat
Belajar
Wajib berniat waktu belajar. Sebab niat itu menjadi pokok
dari segala hal, sebagaimana sabda Nabi saw : Sesungguhnya amal-amal perbuatan
itu terserah niatnya” Hadits shahih.
Di waktu belajar hendaklah berniat mencari Ridha Allah swt.
Kebahagian akhirat, memerangi kebodohan sendiri dan segenap kaum bodoh,
mengembangkan agama dan melanggengkan islam sebab kelanggengan islam itu harus
diwujudkan dengan ilmu. Zuhud dan taqwapun tidak sah jika tanpa berdasar ilmu.
Dengan belajar pula, hendaklah diniati untuk mensyukuri kenikmatan
akal dan badan yang sehat. Belajar jangan diniatkan untuk mencari pengaruh,
kenikmatan dunia ataupun kehormatan di depan para penguasa.
3. Pantangan
Ahli ilmu
Orang berilmu itu hendaklah jangan membuat dirinya sendiri
menjadi hina lantaran tamak terhadap sesuatu yang tidak semestinya, jangan
sampai terjerumus ke dalam lembah kehinaan.Tidak melakukan maksiat, ilmu yang
didapatinya tidak untuk membodohi orang lain, dan berbuat atau bertindak
bikasana.Lisan harus terjaga dari perkataan yang tidak pantas layaknya orang
yang tak beilmu.
4. Selalu
Musyawarah Dan diskusi
Seharusnya pelajar suka bermusyawarah dalam segala hal yang
dihadapi. demikian, karena Allah Swt memerintahkan Rasulullah Saw. Agar memusyawarahkan
segala halnya. Toh tiada orang lain yang lebih pintar dari beliau, dan masih
diperintahkan musyawarah, hingga urusan-urusan rumah tangga beliau sendiri.
Menuntut
ilmu adalah perkara paling mulIa, tetapi juga paling sulit. Karena itulah,
musyawarah atau diskusi lebih penting dan diharuskan pelaksanaannya.
5.
Sabar dan Tabah Dalam Belajar
Ketahuilah! Sabar dan tabah itu pangkal keutamaan dalam
segala hal, tetapi jarang yang bisa melakukan. “Keberanian ialah sabar
sejenak.” Maka sebaiknya pelajar mempunyai hati tabah dan sabar dalam belajar
kepada sang guru, dalam mempelajari suatu kitab atau ilmu/pelajaran jangan
sampai beralih ke materi berikutnya
sebelum memahaminya benar-benar, dan juga dalam tempat belajar jangan sampai
berpindah kelain daerah kecuali karena terpaksa. Kalau hal ini di langgar,
dapat membuat urusan jadi kacau balau, hati tidak tenang, waktupun terbuang, biaya
bertambah, dan melukai hati sang guru.
Sebuah
syair ini dari gubahan Ali bin Abu Tholib sebagai berikut:Tak bisa kau raih
ilmu, tanpa memakai 6 senjata, Kututurkan ini padamu, kan jelaslah semuanya,
yaitu cerdas, sabar dan loba (selalu ingin mandapatkan banyak ilmu), jangan
lupa mengisi saku (biaya), Sang guru mau membina, kau sanggup sepanjang waktu.
- Memilih Teman
Tentang
memilih teman, hendaklah memilih yang tekun, waro, bertabiat jujur serta mudah
memahami masalah. Jauhilah orang
pemalas, sering bolos, penganggur, banyak bicara, suka mengacau dan gemar
memfitnah.Sebab teman yang durhaka, lebih berbisa daripada ular yang berbisa.Siapa
yang bergaul dengan tukang minyak wangi, maka akan kebagian harumnya, dan siapa
yang bergaul dengan pandai besi maka akan terkena percikan apinya atau bau
besi.
7.
Mengagungkan Ilmu Dan Ahli Ilmu
Seorang pelajar tidak akan memperoleh kesuksesan ilmu dan
tidak pula ilmunya dapat bermanfaat, selain jika mau mengagungkan ilmu itu
sendiri, ahli ilmu, dan menghormati keagungan gurunya.Karenanya hormatilah
guru, kerjakan tugas yang diberikannya dengan baik.Dengarkan dengan baik apa
yang disampaikannya dengan demikian berarti kita sebagai murid telah memenuhi
salah satu haknya.
Pada pokoknya, adalah melakukan hal-hal yang membuatnya
rela, menjauhkan amarahnya dan menjungjung tinggi perintahnya yang tidak
bertentangan dengan agama, sebab orang tidak boleh taat kepada makhluk dalam
melakukan perbuatan durhak kepada Allah Maha Pencipta. Termasuk arti
menghormati guru pula, yaitu menghormati putera dan semua oarang yang
bersangkut paut dengannya.
- Memuliakan Kitab (Buku)
Termasuk
arti mengagungkan ilmu, yaitu memulyakan kitab, karena itu, sebaiknya pelajar
jika mengambil kitabnya itu selalu dalam keadaan suci.Sediakan buku catatan untuk
mencatat hal-hal yang kamu baru tahu atau untuk mengingat kembali pelajaran
yang mungkin kita sudah lupa.Karena buatlah catatan yang jelas, mudah dibaca,
dan jangan mecampur aduk buku catatan yang satu dengan yang lainnya.
- Menghormati Teman
Termasuk makna mengagungkan ilmu pula, yaitu menghormati
teman belajar dan guru pengajar.
- Menyingkiri Akhlak Tercela
Pelajar selalu memnjaga dirinya daripada akhlak-akhlak yang
tercela. Karena akhlak buruk itu ibarat anjing. Rasulullah saw bersabda:
“Malaikat tidak akan masuk rumah yang di dalamnya terdapat gambar atau anjing”.
Padahal orang belajar itu dengan perantara malaikat. Dan terutama yang
disingkiri adalah sikap takabur dan sombong
11.
Sungguh-Sungguh, Kontinuitas Dan
Cita-Cita Luhur
Selain itu semua, pelajar juga harus bersungguh hati dalam
belajar serta kontinu (terus-terusan). Seperti itu pula di tunjukkan firman
Allah: “Dan Orang-orang yang mencari keridhaan Kami, niscaya Kami tunjukkan
mereka kepada jalan-jalan Kami” (Surat 29, Al-Ankabut 69).
Ada dikatakan :
“siapa sungguh-sungguh dalam mencari sesuatu pastilah ketemu” “Brangsiapa
mengetuk pintu bertubi-tubi, pasti dapat memasuki”. ada dikatakan lagi:
“Sejauhmana usahamu, sekian pula tercapai cita-citamu”
Pelajar pula harus sanggup tidak tidur bermalam-malam.Artnya
jangan habiskan waktu malam hanya untuk tidur, tapi gunakan untuk belajar dan
bermunajat kepada-Nya. Tidak boleh tidak, pelajar harus dengan kontinyu sanggup
dan mengulangi pelajaran yang telah lewat. Hal itu dilakukan pada awal waktu
malam, akhir waktu malam. Sebab waktu diantara maghrib dan isya, demikian pula
waktu sahur puasa adalah membawa berkah.
Pelajar harus luhur cita-citanya dalam berilmu. Manusia itu
akan terbang dengan cita-citanya, sebagaimana halnya burung terbang dengan
kedua sayapnya.
Pangkal kesuksesan adalah kesungguhan dan cita-cita yang
luhur. Barang siapa bercita-cita menghapalkan seluruh pelajaran, disertai usaha
yang sungguh-sungguh dan tak kenal berhenti, maka menurut ukuran lahir pasti
akan bisa menghafal sebagian besar atau separohnya.
Demikian pula sebaliknya, bila ita-citanya tinggi tapi tidak
ada kesungguhan berusaha, atau sungguh-sungguh tetapi tidak bercita-cita tinggi,
maka hanya sedikit pula ilmu yang berhasil didapatkannya.
- Usah sekuat Tenaga
Hendaklah pelajar bersungguh-sungguh sampai terasa letih
guna mencapai kesuksesan, dan tak kenal berhenti, dan dengan cara menghayati
keutamaan ilmu. Ilmu itu kekal, sedang harta adalah fana.Lawan rasa malas yang
terkadang menghalangi perjalanan kesuksesan kita.Biasanya rasa mala itu disebakan
oleh terlalu banyak makan.
- Membuat Catatan
Sebaiknya sang murid membuat catatan sendiri mengenai
pelajaran-pelajaran yang sudah di fahami hafalannya, untuk kemudian sering
diulang-ulang kembali. Karena dengan cara begitu, akan bermanfaat sekali.
- Usaha Memahami Pelajaran
Pelajar hendaknya mencurahkan kemampuannya dalam memahami
pelajaran dari sang guru, atau boleh juga dengan cara diangan-angan sendiri, di
fikir-fikir dan sering diulang-ulang sendiri. Karena bila pelajaran yang baru
itu hanya sedikit dan sering diulang-ulang sendiri, akhirnyapun dapat
dimengerti.: “Hafal dua huruf lebih bagus daripada mendengarkan saja dua batas
pelajaran. Dan memahami dua huruf lebih baik daripada menghapal dua batas
pelajaran. Apabila seseorang telah pernah satu atau dua kali mengabaikan dan
tidak mau berusaha, maka menjadi terbisakan, dan menjadi tidak bisa memahami
kalimat yang tidak panjang sekalipun.
- Berdo’a
Hendaknya pula, dengan sungguh-sungguh memanjatkan do’a
kepada Allah dan meratap serta meronta. Allah pasti mengabulkan do’a yang di
mohonkan, dan tidak mengabaikan orang yang mengharapkan.Ilmu itu datangnya dari
Allah, maka mintalah kepada yang memilikinya.
- Mudzakarah Munadharah Dan Mutharahah
Munadharah dan mudzakarah adalah cara dalam melakukan
musyawarah, sedang permusyawaratan itu sendiri dimaksudkan guna mencari
kebenaran. Karena itu, harus dilakukan dengan penghayatan, kalem dan penuh
keinsyafan. Dan tidak akan berhasil, bila dilaksanakan dengan cara kekerasan
dan berlatar belakang yang tidak baik. Apabila di dalam pembahasan itu
dimaksudkan untuk sekedar mengobarkan perang lidah, maka tidak diperbolehkan
menurut agama. Yang diperbolehkan adalah dalam rangka mencari kebenaran, Faedah
mutharahah dan mudzakarah itu jelas lebih besar daripada sekedar mengulang
pelajaran sendirian, sebab disamping berarti mengulang pelajaran, juga menambah
pengetahuan yang baru.
- Bersyukur
Demikianlah, pelajar harus menyatakan syukurnya dengan
lisan, hati, badan dan juga hartanya. Mengetahui/menyadari bahwa kefahaman,
ilmu dan taufik itu semuanya datang dari hadirat Allah Swt. Memohon hidayahnya
dengan berdo’a dan meronta, karena hanya Dialah yang memberikan hidayah kepada
siapa saja yang memohon.
- Pengorbanan Harta Demi Ilmu
Dengan harta yang dimiliki,
hendaklah dipergunakan untuk membeli
kitab (buku) dan mengaji menulis jika diperlukan. Demikian itu akan lebih
memudahkan belajar dan bertafaqquh.
Demikianlah ringkasan kitab “Ta’limul Muta’alim Thariqatta’allum” karya Syaikh Burhanuddin Az zanurji yang bisa Saya sajikan semoga
bermanfaat untuk diri Saya sendiri dan juga siapa saja yang membacanya.Penulis
yakin masih banyak kekurangnya, karenanya mohon koreksi dari tulisan ini.