WANITA DALAM PANDANGAN ISLAM
I. Pendahuluan
Wanita adalah sosok yang kerap kali menjadi perbincangan yang tiada
habisnya. Sesuatu yang menyangkut wanita akan terus mendapat perhatian untuk
dibicarakan. Bagi sebagian orang, wanita adalah masyarakat kelas dua. Ia tidak
berhak untuk berpendapat bahkan mengurus dirinya sendiri. Semuanya diatur oleh
laki-laki. Di satu sisi ada yang begitu memuja wanita. Hidup seakan mati
tanpanya, segala yang dilakukannya adalah untuk wanita.
Disisi lain banyak para filosofis menganggap wanita sebagai biang keladi
terjadinya berbagai bentuk bencana dan tindak kriminalitas di dunia. Negara
hancur karena wanita. Seorang pangeran bahkan ada yang rela menanggalkan
mahkotanya kerajaannya karena wanita. Pertikaian muncul akibat perebutan
wanita. Bahkan muncul permasalahan dari kaum agama bahwa wanitalah yang
menyebabkan Nabi Adam as. turun ke bumi. Wanita dianggap penyebab terjadinya
dosa.
II. Pandangan Manusia Terhadap Wanita
Secara umum ada dua kelompok manusia dalam memandang wanita, yaitu:
a. Kelompok yang berbaik sangka kepada wanita, Seorang pujangga pernah
berkata:
Kaum wanita itu bagaikan minyak kesturi…
Yang diciptakan untuk kita…
Setiap kita tentu merasa senang mencium aromanya…
Seorang ibu ibarat sekolah…
Apabila kamu siapkan dengan baik…
Berarti kamu menyiapkan satu bangsa yang harum namanya…
…Dibalik keberhasilan setiap Pemimpin ada wanita…
Yang diciptakan untuk kita…
Setiap kita tentu merasa senang mencium aromanya…
Seorang ibu ibarat sekolah…
Apabila kamu siapkan dengan baik…
Berarti kamu menyiapkan satu bangsa yang harum namanya…
…Dibalik keberhasilan setiap Pemimpin ada wanita…
b. Kelompok yang menjadi musuh wanita, Pujangga lain berkata:
Kaum wanita itu bagaikan syaithan…
Yang diciptakan untuk kita…
Kita berlindung kepada Allah…
Bila ada kerusakan di bumi ini lihat wanitanya…
Yang diciptakan untuk kita…
Kita berlindung kepada Allah…
Bila ada kerusakan di bumi ini lihat wanitanya…
Satu hal yang perlu direnungi bersama adalah baik kelompok yang memuja
maupun yang membencinya terkadang melakukan tindakan eksploitasi terhadap
keberadaan wanita. Seringkali wanita tidak menyadari bahwa apakah dirinya
dieksploitasi (dimanfaatkan) atau dimuliakan. Oleh karena itulah setiap muslim
perlu mengetahui bagaimana Islam memperlakukan wanita. Berdasarkan lembaran
sejarah, kita mengetahui bagaimana wanita dapat memiliki dirinya sendiri dan
menyadari keberadaannya tidak hanya sebagai saudara dari laki-laki namun yang
terpenting adalah hamba Allah SWT yang sama-sama menyembah Allah SWT.
Islamlah yang membebaskan wanita dari anggapan buruk terhina memiliki anak
perempuan. Kisah Umar bin Khatab menjelaskan bagaimana budaya Arab jahiliyah
terhadap wanita, sehingga ia rela menguburkan anak perempuannya agar tidak
mendapat malu. Pada saat itu wanita menjadi harta warisan bila ayahnya wafat.
Islam pulalah yang mengajarkan kedua orang tua untuk merawat dan mendidik anak
perempuannya bila keduanya ingin masuk syurga.
III. Pandangan Islam Terhadap Wanita
Dalam Islam, wanita bukanlah musuh atau lawan kaum laki-laki. Sebaliknya
wanita adalah bagian dari laki-laki demikian pula laki-laki adalah bagian dari
wanita, keduanya bersifat saling melengkapi. (QS. Ali Imran (3) : 195)
Dalam Islam tidak pernah dibayangkan adanya pengurangan hak wanita atau
penzhaliman wanita demi kepentingan laki-laki karena Islam adalah syariat yang
diturunkan untuk laki-laki dan perempuan. Akan tetapi ada beberapa pemikiran
keliru tentang wanita yang menyelusup ke dalam benak sekelompok umat Islam
sehingga mereka senantiasa memiliki persepsi negatif terhadap watak dan peran
wanita. Salah satu contohnya adalah perlarangan wanita keluar rumah untuk
menuntut ilmu dan mendalami agama dengan alasan ada orang tua dan suami yang
yang berhak dan berkewajiban mendidik serta memberikan pelajaran. Akibatnya
mereka menghambat wanita dari pancaran ilmu pengetahuan dan memaksanya hidup
dalam kegelapan dan kebodohan.
1. Laki-laki dan wanita dari asal yang sama, QS. An Nisaa’ (4) : 1
2. Tanggung jawab kemanusiaan seorang wanita, QS. Ali Imran (3) : 195
3. Pembebasan wanita dari kezhaliman jahiliyah, QS. An Nahl (16) : 58-59
4. Pembebasan wanita dari pengharaman hal yang baik pada masa jahiliyah. Seringkali wanita diharamkan untuk memakan sesuatu atau memiliki sesuatu. Ketika Islam datang maka pengharaman itu digugurkan, sehingga wanita memperoleh hak yang sama mengenai hal ini, QS. Al An’aam (6) : 139
5. Pembebasan dari harta warisan dan dalam perkawinan, QS. An Nisaa’ (4) : 19
6. Pembebasan dari buruknya hubungan keluarga akibat perkawinan. Pada masa jahiliyah, wanita yang telah menikah dengan bapaknya dapat diturunkan kepada anak yang dilahirkannya sehingga akan menimbulkan kerancuan dan kehancuran dalam keluarga namun setelah Islam datang semua itu diharamkan, QS. An Nisaa’ (4) : 22-23
7. Penegasan tentang karakteristik wanita muslimah :
2. Tanggung jawab kemanusiaan seorang wanita, QS. Ali Imran (3) : 195
3. Pembebasan wanita dari kezhaliman jahiliyah, QS. An Nahl (16) : 58-59
4. Pembebasan wanita dari pengharaman hal yang baik pada masa jahiliyah. Seringkali wanita diharamkan untuk memakan sesuatu atau memiliki sesuatu. Ketika Islam datang maka pengharaman itu digugurkan, sehingga wanita memperoleh hak yang sama mengenai hal ini, QS. Al An’aam (6) : 139
5. Pembebasan dari harta warisan dan dalam perkawinan, QS. An Nisaa’ (4) : 19
6. Pembebasan dari buruknya hubungan keluarga akibat perkawinan. Pada masa jahiliyah, wanita yang telah menikah dengan bapaknya dapat diturunkan kepada anak yang dilahirkannya sehingga akan menimbulkan kerancuan dan kehancuran dalam keluarga namun setelah Islam datang semua itu diharamkan, QS. An Nisaa’ (4) : 22-23
7. Penegasan tentang karakteristik wanita muslimah :
a. Wanita dan pria memiliki peran yang berbeda-beda sesuai dengan
karakteristiknya masing-masing, QS. Al Lail (92) : 1-4
b. Menutup aurat
Bila kita mau merenungi dan mengambil hikmah dari perintah Allah kepada muslimah untuk menutup aurat pada dasarnya adalah menjaga dan melindungi wanita itu dari kemungkinan negatif dari pandangan manusia yang melihatnya serta menjaganya agar dapat aman beraktivitas, QS. An Nur (24) : 31
Bila kita mau merenungi dan mengambil hikmah dari perintah Allah kepada muslimah untuk menutup aurat pada dasarnya adalah menjaga dan melindungi wanita itu dari kemungkinan negatif dari pandangan manusia yang melihatnya serta menjaganya agar dapat aman beraktivitas, QS. An Nur (24) : 31
c. Mendapat balasan yang sama dengan laki-laki di akhirat, QS. Al Hadid
(57) : 12
Referensi :
1. Kebebasan Wanita Jilid 1, DR. Yusuf Qordhowi dan Muhammad Al Ghazali
2. Jati Diri Wanita Muslimah, Musthofa Muhammad Thahhan
Referensi :
1. Kebebasan Wanita Jilid 1, DR. Yusuf Qordhowi dan Muhammad Al Ghazali
2. Jati Diri Wanita Muslimah, Musthofa Muhammad Thahhan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar