TAFSIR
SURAT AT-TIIN (Keutamaan Buah Tiin)
TAFSIR
AYAT
(1)
Allah SWT bersumpah dengan dua pohon yang terkenal ini, yaitu Tin dan Zaitun,
karena buah dan pohonnya mempunyai banyak manfaat. Dan juga karena keduanya
berada di tanah Syam, tempat kenabian Isa ibn Maryam AS
(2)
Dan Allah SWT bersumpah dengan bukit Sinai (tempatnya di Mesir), tempat
kenabian Musa AS
(3)
Kemudian Allah bersumpah dengan Makkah Al-Mukarramah tempat kenabian Muhammad
SAW yang telah dijadikannya sebagai tempat yang aman dan dijamin aman pula
orang yang berada di dalamnya. Allah SWT telah bersumpah dengan tiga tempat
suci itu yang telah Dia pilih dan Dia munculkan darinya sebaik-baik dan
semulia-mulia kenabian
(4)
Sedangkan obyek yang disumpahkan adalah firman-Nya berikut ini, sesungguhnya
Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sempurna, anggota badannya
serasi dan tegak, tidak kehilangan sesuatu yang dibutuhkannya baik lahir maupun
batin
(5)
Meskipun terdapat nikmat-nikmat yang besar itu, yang seharusnya wajib
disyukuri, tapi kebanyakan manusia tidak mensyukurinya. Mereka justru sibuk
dengan permainan, mereka lebih memilih hal-hal yang tidak berguna dan akhlak
yang rendah. Maka kelak di akhirat, Allah SWT akan mengembalikan mereka ke
dasar neraka, tempat orang-orang bermaksiat yang membangkang kepada Rabb mereka
(6)
Kecuali orang yang telah Allah berikan kepadanya anugerah iman, amal shalih dan
akhlak yang mulia. Maka dengan itu mereka akan mendapat tempat yang tinggi di
surga dan pahala yang tiada putus-putusnya. Yang ada adalah kelezatan yang
melimpah, kesenangan yang tak henti-henti dan kenikmatan terus bertambah, untuk
selama-lamanya. Buahnya tak ada henti-hentinya, demikian pula dengan naungannya
(7)
Lalu Allah SWT menutup surat ini dengan melontarkan sebuah pertanyaan kepada
hamba-Nya: Wahai manusia, apa gerangan yang menyebabkan kamu mendustakan hari
pembalasan atas semua amal perbuatan? Sedangkan kamu telah melihat banyak
tanda-tanda kebesaran Allah SWT yang dapat memberimu keyakinan dan
nikmat-nikmat Allah yang menuntut kamu untuk tidak ingkar terhadap setiap
sesuatu yang Dia kabarkan kepadamu
(8)
Bukankah Allah SWT adalah Hakim yang paling adil yang memberikan keputusan di
antara hamba-hamba-Nya? Dia tidak menzhalimi mereka dan tidak berbuat curang.
Apakah pantas Kemahabijaksanaan-Nya lalu berarti membiarkan mereka sia-sia begitu
saja; tidak diperintahkan dan dilarang serta tidak diberi pahala dan tidak
disiksa? Atau bahwa Dzat yang telah menciptakan manusia jenjang demi jenjang,
melimpahkan bagi mereka nikmat dan kebaikan yang terhingga dan mendidik mereka
dengan sebaik-bainya, harus mengembalikan mereka ke suatu tempat yang menjadi
tempat menetap mereka, yang kepadanya mereka menuju?
(SUMBER:
at-Tafsiir al-Yasiir karya Yusuf bin Muhammad al-Owaid, tafsir surat
at-Tiin dalam tausyah.wordpress.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar